Apartemen di Bogor, Solusi Milenial Jakarta yang Tak Bisa Beli Rumah
Generasi milenial adalah anak-anak yang lahir pada tahun
1980an hinga 2000an. Generasi ini terkenal dengan gaya hidup yang boros. Mereka
lebih mementingkan hal-hal yang terjadi saat ini dan mengesampingkan urusan
masa depan, misalnya dalam hal membeli hunian.
Dilansir dari CNN Indonesia, sedikitnya sebanyak 83% generasi
millenial yang berpenghasilan rata-rata Rp7,5 juta per bulan tidak akan mampu
memiliki rumah di Jakarta sampai kapan pun. Sementara, sekitar 17% sisanya
hanya mampu membeli rumah bekas senilai Rp300 juta.
Hal ini disebabkan oleh semakin meningkatnya harga properti
hingga 150% sementara pendapatan milenials hanya meningkat sekitar 60%.
Bukan hanya itu, menurut survei dari Rumah123.com pada Desember 2016, 94% kaum
milenial usia 23-37 tahun memiliki kisaran gaji dibawah Rp 12 juta rupiah.
Menurut studi tersebut, gaji itu hanya bisa digunakan untuk mencicil rumah kurang
dari Rp 3,6 juta per bulan sementara harga properti di Jakarta sudah mencapai
500 juta.
Hanya 17% Kaum Milenial
yang Mampu Beli Rumah Jakarta
Masalah lainnya adalah, tak banyak milenial Jakarta yang
mampu membeli rumah di sana. Masih menurut studi tersebut, saat ini hanya ada
17% kaum milenial yang mampu membeli rumah di Ibu kota. Jumlah responden dalam
survei tersebut mencapai 8.510 orang. Dari jumlah tersebut, hanya 1.446
responden atau sekitar 17% bergaji lebih dari Rp 7,5 juta per bulan. Sedangkan
85% sisanya bergaji kurang dari 7,5 juta per bulan.
Karena harga rumah rata-rata naik setiap tahun, maka untuk
dapat mencicil rumah dibutuhkan gaji minimal Rp 7,5 juta per bulannya.
Menurut Badan Pusat
Statistik (BPS) hanya 51,09% keluarga di DKI yang tinggal di
rumah milik sendiri. Artinya ada 4,7 juta jiwa penduduk yang ngontrak, ngekost
atau tunawisma.
Dari data tersebut, kita bisa simpulkan bahwa tidak semua
penduduk DKI Jakarta dapat dengan mudah memiliki hunian. Alasannya sangat
beragam, mulai mahalnya harga rumah di Jakarta, keadaan ekonomi tidak stabil
hingga tidak tersedianya lahan hunian.
Harga Properti Tidak
Terkendali
Persoalan utamanya harga properti memang tidak terkendali,
sementara tingkat pertumbuhan pendapatan masyarakat tidak sebanding, kata Anton
Sitorus, Kepala Penelitian dan Konsultasi dari Savills Indonesia.
Sitorus mengatakan masalahnya terletak di desain perekonomian
nasional yang karut marut. Kenaikan nilai tanah tidak pernah dikelola serius oleh
pemerintah. Dampaknya, perusahaan pengembang perumahan terdorong menaikkan
harga properti.
Menurut Sitorus, otoritas perpajakan harus
mengambil tindakan, terutama sebelum krisis pembelian rumah semakin memburuk.
Salah satu solusinya adalah menetapkan pajak pada tanah menganggur yang dimiliki oleh pengembang
maupun korporasi. Jika tanah menganggur itu dipajaki, orang akan malas
membayarnya. Bila harga tanah turun per meter persegi maka developer juga bisa
menurunkan harga jual.
Apartemen di Bogor, Solusi
Hunian Milenial Jakarta
Setelah mengetahui fakta-fakta dan pendapat dari para ahli
mengenai betapa kritisnya kondisi milenial dalam memiliki rumah di Jakarta,
tentu harus ada solusi yang bisa memecahkan masalah ini. Nah, salah satunya
adalah dengan memilih hunian di daerah penyangga, misalnya kawasan Sentul,
Bogor.
Saat ini, pembangunan apartemen sedang marak dilakukan di
berbagai daerah di Indonesia, tak terkecuali di Bogor. Nah, salah satu
developer yang sedang mengembangkan apartemen di Bogor adalah HK Realtindo
yang merupakan anak perusahaan dari PT Hutama Karya dan bekerjasama dengan
Olympic Development (PT Bogorindo Cemerlang).
Olympic Residence Sentul, proyek apartemen yang sedang
dibangun, memiliki konsep “Smart Green Living” sesuai dengan lokasinya
yang hijau, sejuk serta smart karena berada di kawasan bisnis industri Olympic.
Lokasinya yang sangat strategi, yaitu dekat dengan tol dan
terintegrasi dengan LRT akan memudahkan milenial Jakarta untuk menjalankan
aktivitasnya. Anda pun tak perlu takut terkena macet karena selain bisa dengan
mudah menjangkau pintu tol, apartemen di Bogor ini juga mengusung konsep Transit
Oriented Development (TOD).
Dengan begini, meskipun tidak tinggal di Jakarta, generasi
milenial masih bisa menjalankan segala kegiatannya dengan mudah dan tetap
mendapatkan hunian yang murah.
Jadi, tunggu apa lagi? Yuk nabung dari sekarang untuk miliki
hunian masa depan!
Komentar
Posting Komentar